kelemahan utama Jokowi itu adalah selalu terlihat baik

Laut yang tenang belum tentu menunjukkan situasi yang aman. Bisa saja tiba-tiba ada ombak yang mengamuk dikala ada nelayan yang melaut. Maka sebelum bekerja tentu para nelayan mencari tanda dari alam sekitarnya. Demikian juga dengan orang baik belum tentu memiliki sifat yang baik. Karena kita tidak tahu karakter aslinya dan bila suatu saat memuncak kemarahannya maka itu bisa berbahaya bagi orang-orang disekitarnya.

Adalah 2 orang pemimpin DKI ini yaitu Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama  (Ahok).. ke duanya memiliki temperamen yang berbeda. Yang satu suka blusukan, merakyat , berbagi tawa, pernah turun ke gorong-gorong bahkan sangat perhatian akan kondisi banjir di ibukota. Berbeda dengan wakilnya yaitu Ahok yang suka marah-marah, sering dikritik orang bahkan tidak sedikit yang melaporkannya kepada pihak berwajib. Tersiar kabar bahwa sudah dua orang yang mengatakannya " gila " alias "sarap".

nah dari dua type pemimpin ini kira-kira mana yang kelemahannya paling menonjol. Semua orang akan bilang bahwa Pak Jokowi akan unggul sebagai pemimpin sedang Pak Ahok adalah bawahan Pak Jokowi yang masih punya banyak kelemahan. tentu hal ini benar kalau dikaji dengan pemikiran yang biasa-biasa saja. Karena selalu melihat akan keadaan fisik saja dan kurang memperhatikan kedalaman ideologi seseorang.

Ahok sebenarnya mencitrakan seorang Prabowo yang tegas dan berani mati. Seorang Ahok bisa dikatakan mampu memperlihatkan sisi baik dan ketegasannya lewat "temperamen panas (tentu bagi yang malas)" yang akhirnya menjadi jargon bahwa Ahok " suka marah-marah". Masyarakat sekarang mampu melihat seorang Ahok dari segi kebaikan dan temperamennya itu. Artinya bahwa Ahok sekarang boleh dikata telah menjadi "telanjang" di mata masyarakat Indonesia.

Nah bagaimana dengan Jokowi? seorang Jokowi dikenal sebagai pemimpin yang baik dan merakyat. Sifatnya yang rendah hati dan pembawaannya yang kalem menjadikan pemimpin ini semakin "terkenal" kebaikannya. Sangat jarang atau bahkan Tidak pernah ada media yang mengekspos secara detil bentuk kemarahannya. media hanya sering mengekspos dua hal yaitu pencitraan hitam yang sudah pasti keliru dan kinerja blusukannya yang membawanya mempunyai julukan "pemimpin yang lahir dari rakyat"

namun apakah hal ini bisa disebut sebagai "kelebihan". Coba pikirkan bahwa ayah kita pun yang adalah pemimpin keluarga kita pasti pernah atau bahkan sering memarahi kita. Seseorang yang hanya dikenal baik maka ketelanjangan pribadinya masih belum terlihat. Karakter aslinya justru masih tersembunyi. apakah mampu dia berlaku bijak dan disiplin ketika jabatannya naik menjadi presiden. Nah inilah yang harus kita tanyakan kepada pak Jokowi .

namun maaf saat ini kita tidak tahu jawabannya karena yang kita dengar adalah "baik" melulu. Terdengar "baik" dan seolah-olah takut terdengar "buruk". Inilah kelemahan Pak Jokowi.

kelemahan ini dapat kita umpamakan seorang ayah yang selalu setiap saat berbuat baik dan tersenyum kepada anaknya dan tidak pernah bertindak tegas terhadap kenakalannya. kira-kira mau jadi apa anak itu di kemudian hari. Pasti anda tahu khan kelanjutannya.

Maka sekarang marilah kita jangan hanya melulu terbuai oleh kebaikan , kebaikan dan kebaikan seseorang saja. Namun dengan secara cerdas mampu berpikir kritis dan berimbang di dalam melihat setiap kinerja "kebaikan" seseorang. tentu saja agar kita mampu menyumbangkan pemikiran-pemikiran yang membangun demi Indonesia.....................JC

No comments:

Post a Comment