Koalisi Permanen - kesetiaan sehidup semati

Deklarasi Koalisi permanen yang akan dilakukan di tugu proklamasi jakarta pusat merupakan bentuk kesetiaan koalisi partai yang unik. Adanya istilah permanen semakin menegaskan akan kesetiaan senasib dan sepenanggungan baik duka maupun suka dalam koalisi partai Gerindra.

Acara yang dihadiri oleh 7 partai yaitu : Gerindra, Golkar, PAN,PPP, PKS, PBB, Demokrat ini akan mendapatkan pengarahan yang jelas melalui pidato dari Capres dan Cawapres nomor urut 1 yaitu Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa.

Penandatanganan Mou juga merupakan bagian dari acara deklarasi ini. sehingga diharapkan dan dipastikan bahwa koalisi ini benar-benar permanen.

jika dikaji maka kata permanen ini mengandung suatu resiko. Manakala suatu partai berbeda pendapat dengan partai lain maka tentu mereka harus tetap setia dalam koalisi permanen tersebut. Karena sifatnya adalah selam-lamanya. Koalisi permanen bisa jadi akan menyederhanakan garis besar dan tujuan serta visi misi partai di Indonesia ini yang lumayan banyak. sehingga kesatuan nusantara akan semakin kokoh.

selamat untuk pembentukan  koalisi permanen partai gerindra ...............JC

media terlalu menyudutkan Prabowo terkait pernyataannya di BBC

"Jika rakyat Indonesia tidak memerlukan saya, saya tidak apa-apa. Saya punya kehidupan yang berkualitas. Saya akan kembali ke kehidupan saya. Kehidupan tenang di luar politik. Saya melakukan ini karena kewajiban saya untuk melayani kewajiban saya" itulah sepenggal pernyataan Pak Prabowo terkait dengan wawancaranya dengan BBC News. Pernyataan ini tidak kontroversi, maknanya positif dan baik bahkan mengandung sikap "legowo" apabila beliau tidak terpilih sebagai Presiden menurut pemilu yang jujur dan adil.

Namun berbagai media baik cetak maupun yang di dunia maya banyak memberikan gambaran miring dan konotasi negatif dari hasil wawancara tersebut. Kicauan di dunia maya bahkan menyebut sosok Prabowo inkonsisten terhadap sikapnya yang tidak menganggap lawan bagi kubu Jokowi.

Namun benarkah demikian. Sampai hari ini pun Pak Prabowo tetap konsisten di dalam masalah bangsa dan negara. Prabowo Subianto tidak terlalu meributkan penghitungan manual kotak suara yang artinya keputusan menang kalah adalah suatu proses penantian hingga tanggal 22 nanti.

Sisi positif dari wawancara BBC news memang jarang diungkap oleh media. Diantaranya pernyataan di atas dan satu pernyataan lagi bahwa beliau akan menerima dengan ksatria apapun hasil real count KPU.

mengenai pernyataannya terhadap Jokowi yang sekilas negatif dengan statement bahwa Pak Jokowi adalah hasil pencitraan saja atau sebagai alat oligarki maka itu merupakan kritik kepada pak Jokowi akan hasil kinerjanya selama ini. Sangat wajar dan normal jika kritik diberikan mengingat negara ini adalah demokrasi. justru Pak Prabowo memunculkan warna demokrasi yang meriah dan lebih tajam lagi melalui kritik ini. sayangnya hal seperti ini tidak dipandang media sebagai kebaikan demokrasi namun malah dipandang sebagai inkonsisten seorang Prabowo. memang sangat di sayangkan.

media juga tidak  mengulas mengenai tekanan-tekanan di seputar Prabowo seperti kasus penyerangan salah satu stasiun televisi dan perusahaan survey yang mengunggulkan Prabowo-Hatta. Hal -hal seperti ini memang bisa jadi akan merugikan teman politik jika diulas. Tapi khan kebenaran harus tetap diungkap dan itu yang menjadikan Indonesia baik.

selebihnya wawancara BBC News ini harus diapresiasi sebagai keterbukaan Prabowo terhadap masyrakat Indonesia. keterbukaan terhadap pendukungnya dan keterbukaan terhadap rivalnya. Dan itulah Ksatria,

Dua statiun televisi swasta terancam ditutup

Terkait penayangan hasil quick count yang menayangkan hasil yang berbeda ,KIDP (koalisi Independen demokratisasi penyiaran) mendesak komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk mengevaluasi atau bahkan mencabut ijin dari 2 statiun televisi swasta terkenal yaitu Metro TV dan TV One. seperti diketahui Metro TV menanyangkan hasil quick count yang memenangkan pasangan Jokowi JK dengan selisih kurang lebih 5 persen . Sedangkan TV One menanyangkan hasil quick count yang memenangkan pasangan Prabowo Hatta juga dengan selisih kurang lebih 5 persen. Protes yang dilayangkan KIDP yang diwakilkan oleh ketuanya Eko Maryadi ini dilakukan mengingat pelanggaran oleh ke dua stasiun televisi swasta ini terhadap penayangan hasil quick count sekalipun KPI telah melayangkan surat teguran.

Saat ini masyarakat terkait telah melakukan gerakan petisi untuk menutup ke dua stasiun televisi tersebut. Dimana sudah terkumpul sebanyak 26.050 tanda tangan untuk petisi yang melawan TV One dan 3.599 petisi yang melawan Metro TV. Dilain pihak pemerintah melalui komisi 1 DPR berancang-ancang untuk memanggil RRI terkait dengan hasil survey yang dilakukannya. Pemanggilan ini untuk meminta kejelasan jajaran direksi RRI dalam kapasitasnya sebagai lembaga survey. Karena RRI seharusnya adalah lembaga penyiaran publik negara yang diharuskan menjaga netralitasnya dalam pemilu dan bukan lembaga survey.

saat ini masih ada 7 lembaga survey yang memenagkan pasangan Jokowi JK diantaranya : Populi Center,CSIS,Litbang Kompas,Indikator politik Indonesia,Lingkaran survey Indonesia,Poltracking dan Saiful Mujani Research Center. Sedangkan untuk kemenangan pasangan Prabowo Hatta  ada 4 lembaga survey diantaranya : Puskaptis,Indonesia Research Center,Lembaga Survey nasional dan Jaringan Suara Indonesia............JC

Gasa menangis

sudah lebih dari 1000 korban luka dan 170 korban meninggal di pihak Gaza Palestina akibat gempuran Israel. Korban sebanyak itu tidak membuat Israel menghentikan serangan bahkan rutinitas rudal yang ditembakkan juga terus menggempur Gaza. Hal ini semakin membuat tragedi kemanusiaan semakin menjadi di kala bulan suci Ramadhan.

lebih lanjut Presiden Palestina Mahmoud Abbas saat ini sedang berupaya berdiplomasi dengan PBB agar melindungi penduduk Palestina meskipun Amerika menyatakan dukungannya kepada Israel. Israel sepertinya saat ini merupakan negara adi daya dengan senjata perangnya. Hal ini terbukti ketika Israel menolak menghentikan serangannya ke Gaza terkait desakan , kecaman dan protes dari negara-negara dunia.

Kita sebagai negara Indonesia yang merasa mempunyai hubungan saudara "iman" dengan Palestina sudah sewajarnya membantu bencana kemanusiaan Gaza. Bantuan utama kita sebenarnya bukanlah demonstrasi ataupun jihad namun Doa , Doa dan Doa. Seruan doa telah menggema di seluruh nusantara. Uniknya di Ambon yang dulunya konflik namun sekarang telah mengadakan doa bersama antara umat muslim dan umat kristiani. Upaya doa ini sangat tepat dengan kultur penduduk Palestina yang tidak hanya muslim saja  namun juga sebagian besar beragama Yahudi dan Kristen sebagaimana diungkapkan oleh Dubes Palestina untuk Indonesia yaitu Faris Mehdawi.

lebih lanjut MUI juga menyarankan untuk tidak melakukan Jihad ke Palestina. adalah lebih baik memberikan bantuan fisik berupa obat-obatan, dana maupun makanan dan pakaian seperti yang dilakukan team Prabowo-Hatta baru-baru ini.

Maka mari kita terus berharap agar bencana kemanusiaan di Palestina segera berakhir. Agar tidak banyak korban yang jatuh dan tidak lagi terdengar lagi tangisan di Gaza...........JC

Apakah Visi Misi Capres hanya di mulut doang?

Pemilihan umum telah berlangsung beberapa hari yang lalu. Acara debat menjelang pemilu pun telah kita saksikan. Sempat rakyat Indonesia terbuai dengan beberapa janji-janji manis tentang Indonesia hebat ditambah lagi adanya system ekonomi kemakmuran dan isu HAM dan kerukunan beragama yang dihembuskan dengan saling menyerang dialam setiap kampanye pilpres.

Namun apakah segenap janji manis ini akan segera terealisasi??? syukurlah bahwa ternyata saat ini pun kita bisa tahu mana yang hanya berjanji saja dan mana yang bukan. Seperti kita ketahui akhir-akhir ini Indonesia diributkan mengenai Quick Count maupun rekapitulasi surat suara. beberapa media saling serang terkait penghitungan surat suara. Mereka saling mengklaim tentang siapa yang lebih curang dan siapa yang tidak.

Tidak hanya media saja. Bahkan partai dan juga capres serta cawapres terkait ikut ribut terkait dengan hal ini. melalui jejaring sosial seperti facebook mereka pada meributkan kecurangan yang terjadi seolah takut suaranya hilang atau diambil partai lain. Dari sini saja timbul satu pertanyaan sederhana yang bisa kita nalar dengan akal sehat yaitu : kemanakah visi dan misi capres yang telah di"koar"kan dalam kampanye? apakah tujuan utama mereka membentuk koalisi? kalau memang mereka punja visi dan misi yang baik maka kenapa mereka harus ribut dengan perolehan suara? Jangan-jangan perolehan suara ini adalah tujuan mereka yang utama????

Yah tentu saja seorang capres dan cawapress yang vokal dalam hal visi misi tentu tidak akan meributkan surat suara. Toh kalah maupun menang pun sebenarnya tidak jadi soal asalkan mereka tetap bisa menjalankan visi misi melalui pemerintahan yang ada. Siapapun capresnya akan tetap tergugah dalam kurun waktu ini untuk tetap berkampanye mengenai 'perubahan Indonesia'. Dan justru dari sini akan terlihat siapa-siapa capres yang tulus ikhlas dan siapa-siapa yang tidak.

kalau kita pikirkan sebelum pemilu dan setelah pemilu apalagi menjelang real count maka akan ketahuan siapa capres "benar" dan siapa yang "tidak". Maka sebagai pendukung pasangan salah satu Capres marilah kita mengiring visi misi mereka dengan tidak meributkan penghitungan surat suara.......JC


kelemahan utama Jokowi itu adalah selalu terlihat baik

Laut yang tenang belum tentu menunjukkan situasi yang aman. Bisa saja tiba-tiba ada ombak yang mengamuk dikala ada nelayan yang melaut. Maka sebelum bekerja tentu para nelayan mencari tanda dari alam sekitarnya. Demikian juga dengan orang baik belum tentu memiliki sifat yang baik. Karena kita tidak tahu karakter aslinya dan bila suatu saat memuncak kemarahannya maka itu bisa berbahaya bagi orang-orang disekitarnya.

Adalah 2 orang pemimpin DKI ini yaitu Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama  (Ahok).. ke duanya memiliki temperamen yang berbeda. Yang satu suka blusukan, merakyat , berbagi tawa, pernah turun ke gorong-gorong bahkan sangat perhatian akan kondisi banjir di ibukota. Berbeda dengan wakilnya yaitu Ahok yang suka marah-marah, sering dikritik orang bahkan tidak sedikit yang melaporkannya kepada pihak berwajib. Tersiar kabar bahwa sudah dua orang yang mengatakannya " gila " alias "sarap".

nah dari dua type pemimpin ini kira-kira mana yang kelemahannya paling menonjol. Semua orang akan bilang bahwa Pak Jokowi akan unggul sebagai pemimpin sedang Pak Ahok adalah bawahan Pak Jokowi yang masih punya banyak kelemahan. tentu hal ini benar kalau dikaji dengan pemikiran yang biasa-biasa saja. Karena selalu melihat akan keadaan fisik saja dan kurang memperhatikan kedalaman ideologi seseorang.

Ahok sebenarnya mencitrakan seorang Prabowo yang tegas dan berani mati. Seorang Ahok bisa dikatakan mampu memperlihatkan sisi baik dan ketegasannya lewat "temperamen panas (tentu bagi yang malas)" yang akhirnya menjadi jargon bahwa Ahok " suka marah-marah". Masyarakat sekarang mampu melihat seorang Ahok dari segi kebaikan dan temperamennya itu. Artinya bahwa Ahok sekarang boleh dikata telah menjadi "telanjang" di mata masyarakat Indonesia.

Nah bagaimana dengan Jokowi? seorang Jokowi dikenal sebagai pemimpin yang baik dan merakyat. Sifatnya yang rendah hati dan pembawaannya yang kalem menjadikan pemimpin ini semakin "terkenal" kebaikannya. Sangat jarang atau bahkan Tidak pernah ada media yang mengekspos secara detil bentuk kemarahannya. media hanya sering mengekspos dua hal yaitu pencitraan hitam yang sudah pasti keliru dan kinerja blusukannya yang membawanya mempunyai julukan "pemimpin yang lahir dari rakyat"

namun apakah hal ini bisa disebut sebagai "kelebihan". Coba pikirkan bahwa ayah kita pun yang adalah pemimpin keluarga kita pasti pernah atau bahkan sering memarahi kita. Seseorang yang hanya dikenal baik maka ketelanjangan pribadinya masih belum terlihat. Karakter aslinya justru masih tersembunyi. apakah mampu dia berlaku bijak dan disiplin ketika jabatannya naik menjadi presiden. Nah inilah yang harus kita tanyakan kepada pak Jokowi .

namun maaf saat ini kita tidak tahu jawabannya karena yang kita dengar adalah "baik" melulu. Terdengar "baik" dan seolah-olah takut terdengar "buruk". Inilah kelemahan Pak Jokowi.

kelemahan ini dapat kita umpamakan seorang ayah yang selalu setiap saat berbuat baik dan tersenyum kepada anaknya dan tidak pernah bertindak tegas terhadap kenakalannya. kira-kira mau jadi apa anak itu di kemudian hari. Pasti anda tahu khan kelanjutannya.

Maka sekarang marilah kita jangan hanya melulu terbuai oleh kebaikan , kebaikan dan kebaikan seseorang saja. Namun dengan secara cerdas mampu berpikir kritis dan berimbang di dalam melihat setiap kinerja "kebaikan" seseorang. tentu saja agar kita mampu menyumbangkan pemikiran-pemikiran yang membangun demi Indonesia.....................JC

negeri tanpa telinga - kejujuran Prabowo

negeri tanpa telinga adalah suatu film yang akan tayang di pertengahan agustus 2014. Uniknya film ini bercerita mengenai kasus korupsi sapi dan hambalang. Film ini menjadi unik karena secara marketing tidak menguntungkan. Apa sih uniknya film yang isinya dialog melulu dibanding nonton transformer dan film kolosal lainnya.

Namun tahukah anda bahwa sebenarnya resiko pembuatan film ini jika tidak laku adalah demi Indonesia bangkit. resiko besar harus ditanggung bagi siapa saja yang mau membuat Indonesia berubah.

Prabowo Subianto dalam kesempatan debat capres dan cawapres bersama pasangan Jokowi-Jk menyatakan bahwa di dalam partainya ada koruptor. Koruptor yang dimaksud tentu saja yang terkait mafia baik mafia daging dan mafia minyak dan lain-lain. Sekilas kejujuran seorang Prabowo ini dipandang sebelah mata oleh sebagian banyak orang. Banyak yang mencemooh atau membully di dunia maya bahkan bahwa koalisi koruptor tidak layak untuk menampilkan sosok seorang capres.

namun tahukah anda bahwa pernyataan Prabowo ini justru mengandung arti yang dalam dan indah. Kalau Prabowo tahu bahwa di dalam partainya ada koruptor maka itu berarti seorang Prabowo sudah punya ancang-ancang untuk membasmi koruptor itu. Ini sama halnya jika seorang pemimpin perang tahu akan kelemahan-kelemahan lawannya maka sudah tentu strateginya akan lebih mantap dan mengena di dalam menghancurkan lawan.

Di samping itu keterbukaan adalah pemulihan dari segalanya. Rakyat Indonesia jadi tahu apa-apa yang salah dengan negeri ini . Jadi rakyat pun bisa mengambil suatu kesimpulan dan langkah-langkah pencegahan di dalam mengatasi masalah bangsa. Prabowo telah terbuka dalam hal ini walaupun resiko kehilangan pengikut dan kepercayaan rakyat harus dipertaruhkan. Namun tidak mengapa asalkan nantinya rakyat menjadi pintar dan pola pikirnya menjadi lebih baik sehingga perubahan benar-benar terjadi.

Nah kira-kira bagaimana jika keterbukaan dan kejujuran itu tidak dimiliki oleh partai yang lain..........JC

Prabowo marah, Jokowi tertawa- mana yang lebih ksatria?

"Prabowo marah-marah" demikianlah trending news akhir-akhir ini. Marahnya Prabowo terkait tudingan beberapa stasiun televisi yang katanya terus memojokkannya. Prabowo sempat pula menyebut owner dari salah satu stasiun televisi swasta tersebut dengan bertanya " apa salah saya dengan dia?". Di samping itu beberapa wartawan yang terkena "black list" Prabowo dilarang masuk.

Lain Prabowo lain pula Jokowi yang tetap melenggang di beberapa stasiun televisi penuh dengan senyum kemenangan. Jokowi sempat meyakinkan para pendukungnya bahwa kemenangan kubu Jokowi Jk adalah pasti. Jokowi tentu tidak semurung Prabowo. Jokowi boleh tertawa lepas karena 7 lembaga survey menyatakan kemenangannya lewat quick count.

banyak komentar miring terkait Prabowo "marah-marah". kicauannya antara lain berbunyi : " Prabowo harus berbesar hati ", "Prabowo kurang legowo", sampai pada komentar yang sangat tajam yang intinya menyatakan "Prabowo kurang ksatria"

Namun apa benar demikian?
sebelumnya mari lihat apa arti Ksatria menurut kode etik militer. ksatria berarti berani 1 lawan 1. ksatria berarti berani bicara di depan. ksatria berarti berani mengakui kesalahan yang sudah terjadi. Ksatria juga berarti berani menerima keadaan apa adanya.

Marahnya Prabowo dapat dikategorikan sebagai Ksatria berani 1 lawan 1 dan bicara di depan secara terang-terangan. Demikian pula dengan Jokowi yang tertawa tergolong dalam Ksatria menerima keadaan apa adanya. Karena di saat hasil quick count berbeda justru Jokowi tidak malah menuntut lembaga surveynya namun bersikap menunggu hasil real kpu. Okelah kalau Jokowi sudah pasti banyak yang memujinya terkait sikapnya yang merakyat dan mari kita melihat kepada Prabowo.

mengapa marahnya Prabowo disebut ksatria? Cobalah pikir misalkan Prabowo tidak marah apakah kita akan mengetahui isi hati seorang Prabowo. Apakah mampu kita menilai Prabowo dari segi keterbukaannya akan dirinya. seseorang yang sudah diketahui isi hatinya pastilah dia seorang yang polos dan telanjang secara  rohani. dan inilah yang di sebut keterbukaan. mengapa disebut keterbukaan? karena peristiwa "marah ini" mengandung resiko pencitraan yang buruk oleh sebagian kalangan yang tidak mau berpikir cerdas. Prabowo juga mengungkapkan marahnya kepada seseorang yang dirasa menekan keadaannya. Bukankah ini juga disebut berani 1 lawan 1 atau menghadapi langsung orang yang bersangkutan buat penyelesaian masalah yang pasti secara damai???

coba kita lihat faktanya siapa sih orang yang berani menantang media sekalipun berita di media itu miring. fakta membuktikan hanya 2 orang yang berani menantang media yaitu Ahok selaku wagub jakarta dan yang ke dua secara terang-terangan adalah Prabowo Subianto. menantang media seperti ini resikonya sangat besar. Mulai dari pencitraan buruk sampai kehilangan kepercayaan. Namun Prabowo secara ksatria mau me"marah"i media yang salah. Agar semuanya bisa menjadi baik dan Indonesia tidak menjadi negara provokator. Dan itu adalah ksatria.

sayang sekali di era digital ini jarang ada seorang wni yang mampu melihat sisi baik dari seorang Prabowo. kesimpulan sesaat dan emosi rendah merupakan makanan sehari-hari yang seolah merupakan minuman keras yang memabukkan. Akankah kita terus terbuai dengan hal ini hingga suatu saat kita menyadari bahwa kita sudah terlambat untuk maju dibanding negara-negara lain??............JC

Masihkah Mungkin Indonesia membantu Palestina


Tragedi Palestina terulang kembali. Alkisah tiga orang pemuda negara facebook main-main ke negara barokah. Entah ada alasan apa tiba-tiba para preman negara barokah menahan tiga pemuda tersebut. menangkapnya hidup-hidup , menyekapnya dan pada akhirnya membunuhnya. selang beberapa minggu kemudian mayat mereka diketemukan oleh pihak negara facebook.

Mereka geram dan tidak terima akan hal ini lantas setelah menguburkan teman mereka maka mereka balas menculik beberapa orang muda dari negara barokah. Tentu saja karena mereka balas dendam maka akhirnya dibunuhnyalah orang yang tidak berdosa dan tidak tahu apa-apa ini .

mengetahui hal itu negara barokah tidak terima maka terjadilah perang saling lempar granat dan bom molotov di kedua belah pihak. Maka jadilah headline news di beberapa portal berita yang menayangkan kekejaman dari negara facebook maupun protes yang berkelanjutan agar negara facebook yang ternyata jago tawuran tersebut untuk menghentikan aksinya.

demikianlah gambaran dari situasi perang antara negara Palestina dan Israel yang terjadi (negara Facebook= negara Israel; negara barokah =negara Palestina). Sebagaian menyalahkan pihak negara Israel namun tak sedikit yang menuding negara Palestina sebagai biang kerok dari perang mengerikan ini.

sampai-sampai Ronaldo yang merupakan icon dunia persepakbolaan menolak untuk bertukar baju dengan pemain Israel.

Lantas timbul pertanyaan yaitu Apakah Indonesia benar-benar akan membantu negara Palestina dalam hal ini mengingat Palestina merupakan saudara "iman" bagi Indonesia?

kalaupun pertanyaan ini dijawab dengan kata "iya Indonesia sanggup" maka tentu satu pertanyaan ini juga harus dijawab yaitu " apa masih mungkin Indonesia membantu Palestina??"
mengapa pertanyaan kedua ini harus muncul ?

karena Indonesia baru saja menghadapi pemilu yang menghabiskan dana ratusan milyar yang tentu saja hal ini adalah pengeluaran besar bagi Indonesia sendiri.

Ada juga banyak rakyat Indonesia yang saat ini mengalami kemelaratan dan kemiskinan yang dampaknya lebih hebat dari perang yaitu penyakit dan kebobrokan moral.

dilain pihak masih banyak anak-anak jalanan yang masih mengamen di setopan lampu lalu lintas dengan usia 7 tahunan.

belum lagi korupsi-korupsi yang sangat merugikan negara dan sangat bisa membuat defisit anggaran belanja negara.

di samping itu situasi memanas dari hasil quick count pemilu juga masih kita rasakan dampaknya hingga kini.

belum lagi persoalan-persoalan lain yang lebih hebat dampaknya seperti bencana alam dll yang harus segera tertangani dengan baik dan segera.

maka sekali lagi pertanyaan ini harus dijawab yaitu masihkah layak Indonesia membantu Palestina yang sedang berperang ini?????

satu jawaban pasti bahwa Indonesia seHARUSnya sangat mungkin dan pasti bisa membantu Palestina . mengapa demikian ?? karena selain alasan kemanusiaan dan persaudaraan bisa jadi Indonesia adalah satu-satunya negara "muslim" terbesar di dunia yang diharapkan bantuannya bagi Palestina dalam hal diplomasi.Presiden SBY dalam akun facebooknya memberikan instruksi kepada menteri luar negeri untuk melakukan langkah diplomatik ke PBB,OKI dan GNB agar segera membantu Palestina.

Dan justru melalui kerelaan Indonesia inilah maka persoalan-persoalan yang tadi sudah disebutkan di atas akan dapat terselesaikan.

mengapa demikian ? coba kita lihat hal ini : Kalau di dalam hukum ekonomi maka akan dapat disimpulkan bahwa ketika kita memberi maka akan kehilangan . Namun dalam rumus hukum agama apapun maka justru ketika kita memberi maka akan mendapatkan sesuatu yang lebih dari yang kita berikan.

Nah Bukankah Indonesia ini dikenal sebagai negara yang menjunjung tinggi hukum agama.

Maka inilah suatu dasar bagi Indonesia untuk "memberi" bagi Palestina agar mendapatkan sesuatu yang lebih dari yang Indonesia berikan. Yaitu berupa penyelesaian masalah -masalah yang saat ini melanda Indonesia. membantu untuk Palestina akhirnya harus menjadi "kewajiban" bagi Indonesia jika ingin negaranya maju. dan tentu saja Indonesia tidak layak untuk membantu Palestina jika;
1. Bantuannya hanya akan menyebabkan fanatisme dan kebencian sempit bagi rakyat Indonesia dalam hal agama dan suku maupun ras.
2. bantuannya ditujukan untuk sekedar pencitraan bagi Presiden saja
3. Alasan membantu hanya karena saudara "seiman" saja yang mana hal ini akan merambah kepada terorisme

maka mari renungkan hal ini dari sudut kemanusiaan dan bukan agama............JC



hasil quick count Prabowo menang adalah benar


tidak disangkal lagi bahwa ternyata ada 2 hasil quick count. yaitu quick count versi "Prabowo menang" dan quick count versi " Jokowi menang" . Lantas mana yang benar ?

Bisa disimpulkan bahwa quick count versi "Prabowo menang" adalah benar. kebenaran ini terungkap karena lembaga survey yang mengakuinya adalah 4 lembaga yang mana lembaga ini sudah mendapat pengakuan yang sah dari pemerintah. Tentu saja kemenangan ini bukanlah kemenangan yang mutlak atau absolut mengingat bahwa hasilnya masih "quick" dan bukan real. Jadi akan sangat di"benar"kan bagi lembaga survey itu untuk memenangkan Prabowo asalkan tidak dilakukan dengan metode yang ngawur dan tentu saja ada keterangan "quick"

Hal yang harus kita perhatikan adalah metode penghitungannya. Kalau ditotal kira-kira ada 11 lembaga survey yang melakukan quick count terhadap hasil pilpres. Maka tentu saja mereka melakukan metode atau rumus yang berbeda-beda. Dan hasil metode itulah yang akhirnya membawa hasil "menang sementara" bagi Prabowo maupun Jokowi. Hasil yang tidak sama ini mestinya harus disikapi dengan cara berpikir yang bersifat menganalisa dan bukan menyimpulkan.

Yang jadi persoalan sekarang adalah sikap dari para penggemar Jokowi itu. kenapa disiebut "penggemar?" karena mereka itu sukanya hanya mem"bully" Prabowo terkait dengan hasil quick count tersebut. mereka tidak terima kalau Prabowo sujud syukur atas hasil quick count. mereka sukanya mengolok-olok di dunia maya dan tentu saja tidak akan terima jika Jokowi kalah!!!!. Penggemar memang tidak sama dengan pengikut tentunya.

Terkait Sujud syukurnya Prabowo maka  itu belum tentu bicara mengenai klaim kemenangan. Bisa jadi sujud syukurnya itu bicara mengenai kondisi pilpres yang aman dan meriah. Atau sujud syukur  untuk memohon kepada Allah agar dia bisa menang. Nah bukankah ini sikap yang baik. Ini sikap yang elegan dan bermartabat karena selalu ingat Allah atas kondisi dan berita yang didengarnya sekalipun itu mungkin berita palsu. Bukan malah pamer dengan klaim kemenangan yang masih ada salahnya.

maka dapat disimpulkan bahwa sah-sah saja jika Prabowo Hatta merasa percaya diri dengan hasil quick count tersebut. Ini adalah hak politik mereka. Ini adalah expresi demokrasi mereka dan seharusnya tidak ada yang boleh menyalahkan atau mengoloknya. Sebab kalau demikian maka dimanakah rumus demokrasi mengenai kebebasan dalam expresi politik ini bisa dilaksanakan. akankah negara ini menjadi negara diktator yang memberikan ruang seluas-luasnya bagi setiap orang untuk membunuh atau mem"buly" expresi politik seseorang?

Lain halnya jika ternyata dalam hasil real count tgl 23 juli nanti yang sudah resmi diumumkan KPU , mendapat tanggapan negatif dari Prabowo Hatta. Jadi jika Jokowi menang dan Prabowo Hatta melakukan
tindakan anarkis dimana-mana, nah kalau kondisi ini memang terjadi maka bolehlah kita mengkritik mereka bahkan setiap warga negara indonesia berhak untuk menangkap dan mempidanakan Prabowo Hatta. Karena telah melanggar asas demokrasi Indonesia melalui pemilu.

Tapi akankah ini terjadi???? percayalah hal ini tidak akan terjadi mengingat Prabowo adalah seorang negarawan yang handal dan Indonesia sudah menjadi negara yang kuat secara militer dengan pemimpinnya adalah " bukan Prabowo"

mari berpikir cerdas ........Jc